Untuk pementasan RUMAH PASIR tanggal 12 dan 13 November di Gedung Cak Durasim, sebagai bagian dari Festival Seni Surabaya 2010, personil yang terlibat diberangkatkan dalam beberapa rombongan. Tim pekerja panggung sudah berangkat tanggal 8 dan 9 November, sedangkan anggota yang berangkat tanggal 10 November mendapatkan sambutan unik begitu sampai di Bandara Juanda. Beberapa teman yang aktif di komunitas teater Gresik menjemput kami di bandara, bersama dengan seorang LO dari FSS 2010.

Dengan naik bis wisata, sambil menikmati pemandangan sekeliling kota Gresik, kami diantar menuju SD Muhammadiyah 1 Gresik, di mana penyambutan dalam bentuk drama perobekan bendera di Hotel Oranje (sekarang Hotel Majapahit), lalu disambung dengan sedikit penggalan kisah dari bencana Gunung Merapi. Semua diperagakan oleh anak-anak SD, dengan penuh semangat. Properti dan kostumnya juga tidak kalah lengkap dengan pertunjukan kolosal. Bahkan Gunung Merapi pun dibuatkan miniaturnya, setinggi 160 cm, dan dibuat seolah-olah menyemburkan lava memakai soft drink soda berwarna merah. Pak N. Riantiarno dengan sangat terharu mengatakan bahwa pertunjukan tersebut menunjukkan teater yang sebenarnya, yang penuh kekompakan dan semangat.

Setelah selesai sesi tanya jawab yang dihadiri anak-anak SD-SMP-SMA dari seputar Gresik, kami dijamu makan siang yang sangat lezat. Kemudian diantar mengunjungi makam Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) yang bertetangga dengan makam Bupati Gresik yang pertama, Kyai Ngabehi Tumenggung Pusponegoro(1669-1732). Lalu ditutup dengan kunjungan ke makam Sunan Giri. Rombongan Teater Koma sampai ke puncak paling atas, tempat makam Sunan Giri, dan bisa melihat pemandangan kota dan pantai Gresik.

Jam 3 rombongan sampai di Hotel Griyo Mulyo yang letaknya cukup dekat dari Gedung Cak Durasim. Waktunya beristirahat, karena besok, 11 November, adalah waktunya melakukan orientasi panggung. Sampai berjumpa di pertunjukan RUMAH PASIR.