Detail Produksi
Detail Produksi
- Details
- Parent Category: Produksi
DEMONSTRANRINGKAS KISAH
TOPAN, Sang Demonstran tak mau lagi turun ke jalan. Biarpun NIKEN, WILUTA dan JIRAN memaksanya. Dulu, duapuluh tahun yang lalu, dia memimpin demonstrasi dan berhasil menumbangkan penguasa saat itu. Kini sudah jadi sejarah. Sekarang ini, dia pedagang yang sangat sukses.
Setiap tahun, apa yang dulu dibikin Topan menjadi peringatan. Seringkali tontonan Topan menjadi sesuatu yang menginspirasi. Semua ingin menjadi Topan. Dan hal itu makin membikin Topan jengah sendiri. Kini, korupsi, kolusi dan mafia merajalela. Semua berteriak: “Di mana Topan? Apa yang dia lakukan? Apakah tidak ada gerakan lagi?” Itu yang selalu diteriakkan oleh Niken, Wiluta dan Jiran.
PEJABAT-T, yang berniat menjadi presiden, mendirikan partai. BUJOK, menjadi pendamping utamanya. Tapi BUNGA, isteri Topan, selama ini dikenal sangat dekat dengan Pejabat-T. Apakah Bunga itu kekasih, pacar atau isteri simpanan Pejabat-T? Siapa bisa menduga?
Para pengikut Topan, juga tentara-tentara, kini sudah jadi anggota DPR dan pejabat. Apakah mereka sudah lupa dengan perjuangan duapuluh tahun yang lalu itu? Nampaknya mereka lupa, sebab yang ada di kepala hanyalah upaya mencari keuntungan belaka. Perjuangan harus memberikan hasil: kekayaan. Keadaan memang sudah berubah.
Dan pertunjukan, juga patung Topan, didirikan. Topan menolak hal itu. Dia juga melihat hubungan Bunga dengan Pejabat-T, sebagai sesuatu yang salah. Ketika tak ada lagi jalan keluar, Topan pun turun juga ke jalan. Tapi Bujok, dan Pejabat-T, punya rencana lain untuk Topan. Agar Pejabat-T bisa dipilih rakyat menjadi presiden, Topan harus dijadikan tumbal bagi demonstrasi.
Produksi ke-132 Teater Koma
DEMONSTRAN
1-15 Maret 2014
Graha Bhakti Budaya
- Details
- Parent Category: Produksi
SIEJINKWIE DI NEGRI SIHIRRINGKAS KISAH
Produksi ke-126 Teater Koma
SIE JIN KWIE DI NEGRI SIHIR
1-31 Maret 2012
Graha Bhakti Budaya
- Details
- Parent Category: Produksi
SINOPSIS
Kisah terjadi di sebuah kota kecil pinggir pantai. Krisis ekonomi menyeret kota ke ambang kebangkrutan. Tapi ada proyek baru yang membikin warga tidak putus harapan; pembangunan hotel mewah, lengkap dengan kasino dan lapangan golf. Hotel itu dipercaya mampu memulihkan perekonomian kota. Walikota pun
sudah menjalin kontrak dengan penanam modal asing.
Tapi lapangan golf kekurangan lahan. Maka, kompleks pemakaman kota pun terpaksa harus digusur. Satu persatu kuburan digali dan dikosongkan. Isinya akan dikremasi di krematorium yang dijanjikan segera dibangun. Warga kota yang keluarganya dikubur di pemakaman itu setuju. Hanya satu yang menolak; Klara.
Dia tak mau kuburan adiknya digali dan mayatnya dikremasi. Menurutnya,
tanah kuburan itu keramat. Lagipula, “Adikku takut api,” katanya.
Walikota pusing tujuh keliling. Klara adalah keponakannya. Sejak kecil dia asuh seperti anak sendiri. Sedang para investor mengancam mundur kalau tidak ada lapangan golf. Tak mungkin Walikota membiarkan proyek masa depan itu gagal gara-gara Klara. Walikota harus membujuk agar Klara sudi menempatkan kepentingan umum di atas sentimentalitas pribadi.
Klara yang keras kepala, tetap menolak. Dan Walikota hanya punya satu kartu terakhir untuk dimainkan. Klara harus disingkirkan. Bagaimanapun, dia tokoh yang menjanjikan kebangkitan ekonomi kota. Tapi, tegakah menempatkan kepentingan umum, atau bisajadi, kepentingan ekonomi pribadi, di atas rasa kemanusiaan?
Evald Flisar menggubah tragedi klasik Antigone karya Sophocles, ke masa kini. Masa dimana kebutuhan ekonomi jauh lebih penting dibanding tradisi, sejarah, kebanggaan, dan masa lalu. Nyatanya, manusia modern rela mengorbankan apa saja demi mencapai kemakmuran, meski harus berujung pada akhir yang tragis.
- Details
- Parent Category: Produksi
SINOPSIS
Pertengahan abad ke-7, di negeri Cina. Waktu berlalu, Kaisar Dinasti Tang LISIBIN memerintah negeri yang kian makmur. Sementara itu, Raja Muda SIEJINKWIE memerintah wilayahnya dengan adil dan bijaksana.
Sayang seribu sayang, Siejinkwie jatuh dalam perangkap yang dirancang oleh BIEJIN dan suaminya, LITOCONG, dibantu oleh pengurus rumah tangga mereka, THIOJIN. Siejinkwie difitnah berlaku tidak senonoh. Surat pengaduan dikirim kepada Kaisar. Tanpa pikir panjang, Kaisar langsung naik pitam dan berniat menghukum mati Siejinkwie.
Banyak pihak yang berusaha menolong Siejinkwie. LIUKIMHWA, istri Siejinkwie, dan putri mereka, SIEKIMLIAN, didukung para sahabat sang Raja Muda, berupaya keras meredakan amarah Kaisar.
Di tengah kemelut itu, datang tantangan perang dari negeri asing. Negeri Tang di ujung tanduk, sebab panglima perang andalan mereka sedang menanti hukuman mati. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
TEATER KOMA melanjutkan kisah pahlawan berbaju putih, SIE JIN KWIE, dengan lakon terbarunya, SIE JIN KWIE KENA FITNAH. Disain kostum memukau kembali berpadu dengan tarian menawan serta nyanyian dan musik khas. Sebuah tontonan penuh hiburan, tapi tetap penuh makna dan perenungan. Digelar bersamaan dengan hari jadi Teater Koma ke-34 (1977-2011).
- Details
- Parent Category: Produksi
RINGKAS KISAH
Inilah kisah tentang LEO, Galileo Kastoebi, pengusaha muda yang gemar berganti pacar. Dia kaya-raya, penuh semangat, romantis, pandai bergaul dan mudah jatuh cinta. Tapi gadis-gadis menyukai Leo, dan memimpikan jadi pasangannya. Ini juga kisah tentang WIESKE GERUNG, sekretaris eksekutif di kantor milik Leo. Wieske pemuja Leo yang setia. Dia tulus mencintai, seakan tak peduli betapa unik perangai Leo.
Leo menikmati kehidupan gemerlap dan pergaulan bebas metropolitan, hingga HIV menyusup ke dalam tubuhnya. Lalu Sang Maut pun membayangi. Sahabat Leo, BAMBANG NIRWANTO, jurnalis pemerhati masalah AIDS, membawa Leo ke Klinik Tatyana. TATYANA RIDANDA, pemilik klinik -- yang dokter, juga aktivis -- telah mengabdikan seluruh keahlian dan kehidupannya untuk menangani pencegahan HIV/AIDS.
AIDS, tanpa ampun menggerogoti tubuh dan jiwa Leo. Dia kecewa karena para sahabat dan mantan pacar-pacar tak sudi menjenguk, akibat takut ketularan. Dia mendendam, tapi berusaha kuat menghadapi kematian. Yang menemani hingga Leo menghembuskan nafas terakhir hanya orangtua; Bapak dan Ibu KASTOEBI, Nirwanto, dr. Tatyana dan Wieske.
Ternyata kisah Leo berlanjut. Wieske terlanjur hamil. Dan lewat lakon Wieske pula, ketabahan dr. Tatyana diuji. Perlu keberanian untuk menanggung akibat dari perbuatan diri sendiri. Perlu keberanian untuk menyadari, bermain-main dengan seks tanpa pengetahuan yang memadai ibarat mengajak Maut datang mendekat. Leo dan Wieske hanya satu lakon yang, mungkin, bisa dijadikan sebagai cermin. Cermin kita, yang hidup di antara begitu banyak godaan. Dan senyatanya, perlu keberanian pula untuk mengakui, HIV/AIDS ada di sekitar kita. Lalu apa upaya untuk mencegahnya?
TEATER KOMA memanggungkan lakon RUMAH PASIR, sebagai produksi ke-120, di Teater Salihara, Jakarta.
SYNOPSIS
This is the story of LEO, Galileo Kastoebi, a young entrepreneur who changes girlfriends the way he changes his suit. He is rich, spirited, romantic, outgoing and falls in love easily. But girls adore Leo, and they dream of becoming his other half. This is also the story of WIESKE GERUNG, an executive secretary of Leo’s office. Wieske is Leo’s loyal admirer. She truly loves him, seemingly unbothered by Leo’s unique behavior.
Leo enjoys the glamorous and carefree style of the metropolitan life, that is until HIV quietly creeps into his body. Death now awaits him. Leo’s friend, BAMBANG NIRWANTO, a journalist covering AIDS-related issues, takes Leo to the Tatyana Clinic. TATYANA RIDANDA, the clinic owner who is a doctor and activist, has dedicated her whole lifeskills to prevent HIV/AIDS.
AIDS, mercilessly eats away Leo’s body and soul. He is disappointed because his friends and former girlfriends refuse to see him for fear of getting infected. He resents this, but tries to be strong while facing death. The ones staying at Leo’s dying side are just his parents; Mr. and Mrs. KASTOEBI, Nirwanto, dr. Tatyana and Wieske.
But Leo’s story continues. Wieske is already pregnant. And it is through Wieske’s story, the strength of dr. Tatyana is tested. It takes courage to accept the consequences of one’s own actions It takes courage to realize that playing with sex without adequate knowledge is akin to inviting Death. Leo and Wieske’s story is just one tale that, perhaps, may serve as a mirror. A mirror for us, who live amongst so many temptations. And as it should, it takes courage as well to admit, HIV/AIDS is around us. Then what can we do to prevent it?
TEATER KOMA performs the play RUMAH PASIR, as its 120th production, at Teater Salihara, Jakarta.
PARA PEKERJA | |
Naskah Karya == | == N. RIANTIARNO |
Sutradara == | == N. RIANTIARNO |
Asisten Sutradara == | == OHAN ADIPUTRA |
Skenografi == | == TAUFAN S. CHANDRANEGARA |
Penata Musik == | == FERRO |
Penata Cahaya == | == DERAY |
Penata Rias dan Rambut == | == SENA SUKARYA |
Penata Busana == | == ALEX FATAHILLAH |
Konsultan Akustik == | == TOTOM KODRAT |
Pengarah Tehnik == | == TINTON PRIANGGORO |
Pimpinan Panggung == | == SARI MADJID |
Pimpinan Produksi == | == RATNA RIANTIARNO |
Sekretariat == | == RANGGA |
PARA PEMERAN | |
Diperkuat oleh aktor-aktris BUDI ROS, CORNELIA AGATHA, RATNA RIANTIARNO, PRIJO S. WINARDI, TUTI HARTATI, RANGGA RIANTIARNO, NAOMI LUMBAN GAOL |